Palu,
Rabu (28/10) kemarin . Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
Mutiara Palu mengatakan , Kabut Asap di kota Palu mulai berkurang.
Prakirawan Stasiun BMKG Mutiara Palu
Hadi Setiawan mengatakan bahwa akhir-akhir ini kabut asap di kota Palu mulai berkurang di banding hari sebelumnya .
“
Dilihat dari trajectory asap di kota Palu mulai berkurang atau arah sebaran
asap tidak masuk lagi karena hujan mulai mengguyur kota Palu , akan tetapi asap
masih bisa datang kembali karena hal itu masih tergantung dari wilayah lain,
jika wilayah lain masih memiliki potensi untuk mengirim asap maka kabut asap di kota Palu akan terjadi lagi. “
Ujar Hadi Setiawan saat ditemui di kantor BMKG Mutiara kemarin.
Kabut asap yang pernah terjadi (22/10/2015),
yang memasuki daerah sekitar Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, dan Sulawesi
Tengah pada waktu subuh sekitar jam 03.00 atau jam 04.00 WITA masuk ke daerah
Palu. Sekitar jam 11.00 WITA siang, angin
sudah mulai berhembus dari arah timur membawa kabut asap hal itu membuat jadwal
penerbangan bandara Mutiara Sis Al-Jufri Palu ditutup karena visibility dibawah
3 Km.
Hadi
mengatakan bahwa kabut asap yang berada di kota Palu adalah kabut kiriman dari
beberapa titik hot spot di daerah Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara dan
Gorontalo, sebagian juga berasal dari Sulawesi Tengah antara lain daerah
Morowali, Toli-toli, Pantai Barat dan Ampana. Selain itu kabut asap yang
berasal dari daerah Kalimantan juga turut datang kekota Palu. Titik api
terbanyak di daerah Sulawesi Tengah terdapat di daerah Morowali dan Ampana, ditemukan sekitar 19
titik api berdasarkan pengamatan (22/10/2015) . Penyebab kabut asap sendiri
dikarenakan angin global 850 mili bar atau atau sekitar 300 meter keatas dan angin
timuran yaitu angin dari arah timur yang berasal dari Australia, jika dilihat dari
rotasi bumi terlihat matahari agak sebelah
utara berarti angin bergerak dari timur. Selain angin global kabut asap juga berasal dari angin lokal ,di kota Palu khususnya terdapat angin lokal yang berhembus dari
arah barat sampai arah utara antara 320 sampai 360 derajat yang menyebabkan terjadinya angin laut yang biasanya
terjadi pada pagi hari sampai siang hari. Titik api sendiri sulit dihilangkan karena adanya fenomena El nino yang menyebabkan
musim kemarau menjadi lebih panjang dan menjadi lebih kering. Tidak semua
wilayah Indonesia terkena dampak fenomena El nino , di bagian Indonesia Timur uap
air terserap masuk kewilayah Pasifik Tengah dan Timur karena fenomena El Nino.
Menurut
Hadi cara menanggulangi kabut asap tentunya perlu kerja sama terhadap semua
pihak ,terutama memberikan kesadaran dalam diri. Jika penyebabnya merupakan
ulah manusia seharusnya hutan itu tidak dibakar.Jika terjadi kebakaran dan
penyebabnya karena cuaca kita dapat berkerja sama dengan ada pihak-pihak
terkait untuk memadamkan api .
Nama:Aisyah
Rokhimah
Kelas:B
Ilmu Komunikasi
Stambuk:
B 501 14 099
Komentar
Posting Komentar