Langsung ke konten utama

Bisma Batch 9 : Camp II Cirebon Beraksi

Kali ini saya kembali bercerita pengalaman ngecamp KSE, bercerita mengenai camp2 KSE memang tiada habisnya dan sungguh menarik bila dibagikan. Nah untuk tulisan kali ini merupakan lanjutan dari tulisan saya sebelumnya yaitu BISMA BATCH 9 : Petualangan Akmil Magelang.  Di Camp Bisma sendiri itu ada beberapa sesi sih, tapi kali ini saya ingin bercerita pengalaman di CAMP 2, tepatnya di kota Udang , Cirebon Jawa Barat.

Pada tanggal 03 – 09 Mei 2017, sejumlah 79 peserta dari seluruh Indonesia kembali beraksi menggemparkan Kota Cirebon, 

 di camp kali ini saya merasa ada beberapa poin yang agak mirip di PGN Innovation Camp 2016, yaitu penggunaan sistem tengkorak dan aksi positif fighter. Tapi sebelumnya kalian udah tahu belum apa sih sitem tengkorak dan positif fighter itu? Disini saya akan membahasnya dari pada penasaran simak terus tulisan ini yaahhhh.

1. Cermin                       
Cermin yang dimaksud bukan berarti ketika camp kami belajar dandan ya sob, Konon katanya sistem cermin sudah digunakan selama berabad- abad sejak jaman majapahit, eaaa nggak deng boong.  udah dilaksanakan di ILC tahun sebelumnya. Dari 79 peserta awalnya kami dibagi menjadi 3 kelompok yakni NUSA, BANGSA dan BAHASA. Dalam kelompok tersebut kami dibagi lagi untuk mencari cermin dengan syarat berbeda Universitas. Dan saya mendapatkan seorang cermin dari kampus ternama kota Yogyakarta sebut saja Aqila. Disini gaes alhamdulilah dapat cermin yang sabar banget hadepin saya, seperti biasa nih, kalau kenak AC lama bawaannya sakit dan ngantuk mulu alhamdulilah aqila sabar hadepin cerminnya yang selalu buat tengkorak hehe maafin yaa.
Di dalam sistem cermin ini, kemanapun dimanapun sicermin harus selalu bersama nggak boleh misah, karena disini kita akan saling support dan saling menasehati jika berbuat kesalahan. Jika salah satu cermin berbuat salah ataupun si cermin memperoleh predikat baik, keduanya akan kena cipratan cap tengkorak atau bintang.  

Seperti dalam sebuah hadis, Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan, “Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR Bukhari 5534 dan Muslim 2628).


2.  Zona Bintang, Netral, atau Tengkorak
Semua orang pasti berharap menjadi yang terbaik untuk mendapatkan zona bintang, namun akan lebih banyak cerita yang diperoleh ketika masuk dalam zona tengkorak. Mengapa demikian? Ketika orang lain sudah terlelap tidur kami masih menerima hukuman di aula, dan bobok diaula terlebih ac yang nggak dimatikan tanpa ada selimut yang menghangatkan. Tapi lucunya tim kami adalah tim yang orangnya mungkin dikatakan tukang tidur heehe jadi keseringan dapat tengkorak. Nah saat itu, tim kami menerima tengkorak. Disini tumben agak lambat hukumannya jadi kami pakai buat ribut diaula dalam keadaan gelap dan baring-baring. Seketika pelatih datang dan marahin kami, ternyata teman teman diluar yang nggak dapat tengkorak lagi sibuk buat resume sedangkan kami ribut didalam, alhasil kami  disuruh salling jewer dan mengucapkan kami tidak akan mengulangnya lagi sebanyak 100 kali.

Itu tadi pengalaman di tengkorak nah untuk zona bintang,  yang special hanya bisa bobok duluan aja di kamar hotel. Dan untuk pengalaman di zona netral kadang disuruh membuat resume atau melakukan positif fighter diluar pada malam hari dan pulang sesuai waktu yang di tentukan. Dan kala itu saya dan kawan memperoleh zona netral, nah disana saya dan kawan berinisiatif bantu bantu diwarung mulai dari nyuic piring, dan nyapu nyapu warung.


3. Positif Fighter.
Cari duit nggak gampang, apalagi modalnya hanya negosiasi dan name tag aja. Awal nya satu tim kami dibagi bagi buat nyebar pagi hari kami inisiatif jualan aqua dengan modal kepercayaan aja sama si ibuk yang jualan. Perjalanan jauh kami tempuh menjajakan air mineral kesetiap sudut kota hingga sampai kepasar pasar. Hehe jam 12 kami kembali berkumpul ke alun alun untuk bersitirahat.

sekitar jam 1 siang Saya, Ratih, Indah dan Aqila kembali melakukan positif fighter. Beberapa kali kami mencoba peruntungan dengan bernegosiasi dibeberapa rumah makan, namun hasilnya sama saja hingga akhirnya restoran padang yang beremerek SEDERHANA menjadi akhir tujuan kami untuk bernegosiasi. Alhamdulilah bapaknya baik banget, disana kerja kami buka tutup pintu restorant, ngelap meja, jual susu kambing dan jualan coklat milik restoran. Dan alhamdulilah banyak orang baik yang mau beli padahal harganya lumayan sih mahalnya. Dan para karyawan restaurant juga baik banget padahal kami niatin bantu tapi mereka malah berikan kami service, tiap masak - masak kami di beri mulai dari ES Teh, sate padang nah ini pertama kali makan sate padang, martabak mesir, dan makan siang kami makan nasi padang porsi komplit. Karena saking bahagia bantu – bantu disana sampai lupa pulang. Pelatih malah jemput kami ke restorant buat ngumpul, sebenarnya kami mau nunggu pak Managernya datang buat ngucapin terima kasih. karena nggak sempat kami hanya minta nomor hape saja.
Di positif fighter ini sungguh mengajarkan kita bagaimana bisa bertemu dengan orang orang baik, mereka tak memiliki hubungan darah, tak sepulau dan tak saling mengenal, tapi dengan mudah mereka membantu kami, menyisihkan uangnya dan percaya dengan kami, orang yang baru dikenal. Percaya nggak ingat yang dikatakan oleh pelatih Phutut bahwa jika kita berniat baik kita  akan dipertemukan dengan orang – orang baik.
 “ Barangsiapa datang dengan (membawa) kebaikan, maka dia akan mendapat (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barangsiapa datang dengan (membawa) kejahatan, maka orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu hanya diberi balasan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan.” (Al-Qashas: 84)

4. Pengabdian Masyarakat

Masih ada lagi tantangan yang harus dilakukan, usai positif fighter kami harus menyiapkan segala hal untuk Pengabdian masyarakat . Pagi-pagi kami sudah bergegas menuju SD Kumala Bhayangkari untuk mengaplikasikan program dengan dana yang diperoleh dari Positif Fighter, program kami adalah melakukan renovasi sekolah, membuat kantin sehat dan penyuluhan kesehatan kesiswa siswi. Alhamdulilah antusias  murid murid , pihak sekolah serta ibu kantin membuat kami serasa bahagia. Disana saya dan kawan serasa dalam siaran tv bedah rumah mungkin kali ini namanya bedah sekolah, kami berbondong-bondong mengecat, menata sekolah sebagus mungkin, kemudian melengkapi fasilitas sekolah dan sebagainya. Dan teman-teman sangat bersemangat untuk menyukseskan program ini.

5.  Program Kerja.

Kami kembali dikumpulkan dalam aula untuk membahas 2 program kerja yaitu SEMNAS BISMA di camp 5 dan Gebyar KSE NUSANTARA. Setiap tim diberi kesempatan untuk mengembangkan idenya.  Untuk project SEMNAS kami dibagi kelompok terbaru sesuai wilayah, Indonesia Timur, Sumatra, dan Pulau Jawa. Untuk Semnas Sendiri saat itu dimenangkan oleh Pulau Jawa, yang dipresentasi kan oleh Deris dan Riva , mengusung tema ketahanan pangan. Nah kita lanjut di gebyar yauntuk gebyar KSE, kami mulai berembuk apa yang sanagt tepat diaplikasikan ke paguyuban masing-masing. Dan kami mulai membuat program FGD untuk para siswa-siswi SMA di daerahnya dan memahami penting degradasi moral bangsa. Mengapa demikian tema tesebut diambil, karena kami mengacu pada mirisnya anak bangsa saat ini yang mungkin dari masalah Budi pekerti, semangat nasional dan patriotisme yang sangat minim,, dan alhamdulilah program tersebut sukses dijalankan di masing-masing paguyuban.


Saya sangat bersyukur menjadi bagian Bisma Leadership Camp karena melalui program ini kepemimpinan dan kesadaran kami terbketuk untuk bangsa dan negara serta kami merasakan bagaimana bisa bermanfaat untuk orang lain, sebagimana sebaik-baiknya manusia adalah menjadi orang yang bermanfaat. Nanti kan kisah Camp Selanjutnnya

Komentar