Langsung ke konten utama

BAPAK

Tiba tiba ingin nulis Bapak...



Dia adalah Bapakku , lelaki tangguh yang siap banting tulang siang dan malam untuk membahagiakan keluarganya. Ia yang mendidikku dan membiayai ketiga putrinya hingga bangku kuliah.
Bapak pernah berkata " bapak dulu mau lanjut sekolah susah, mumpung bapak masih sehat dan kuat mencari,, anak_anakku harus sekolah tinggi.." Oh bapak, sungguh mulia hatimu , bahagia miliki bapak sepertimu. Bapak adalah pahlawan luar biasa bagi hidupku, ia tak pernah mengenal lelah demi menafkahi keluarganya.



Bapak adalah anak bungsu dari 5 bersaudara. Bapak orang yang ceria, ramah , jago masak, dan tak lupa untuk ibadah.. dimata anak anaknya bapak adalah pria yang limited edition hehe.. mungkin itu yang membuat ibu jatuh hati padanya.. 

apalagi bapak adalah orang yang punya semangat tinggi dan pantang menyerah  sejak kecil bapak sudah berjuang membantu orang tuanya berbagai pekerjaan dia geluti namun dia tak melupakan sekolahnya. Bapak satu satunya anak simbah yang melanjutkan sekolah hingga bangku SMA..
 
Sejak kecil bapak mengutamakan sekolah. Bagaiman pun mau sekolah jauh , nggak ada uang, bapak harus tetap bisa sekolah.. ketika  SMP hingga SMA bapak memilih bersekolah di kota yang jaraknya jauh dan butuh waktu sejam untuk mengayuh sepedanya.. kakek dan nenek tidak pernah tahu jika bapak bersekolah sejauh itu. Malah orang tua bapak tidak tahu jika bapak sekolah hingga bangku SMA yang mbah tahu bapak pergi untuk berjualan. budelah yang menceritakan hal itu kepadaku.. 

Sejak bapak bersekolah jauh dari kota Bapak harus bangun lebih pagi karena harus menumbuk wijen di jam 3 subuh .. disaat anak anak lain masih terlelap bapak harus membantu orang tua menumbuk dan membersihkan wijen selepas itu bapak istirahat beberapa menit dan tak lupa ke masjid untuk sholat shubuh.. usai sholat bapak harus segera mandi agar tak telat pergi sekolah jam 5 subuh bapak sudah siap siap untuk berangkat sekolah dan mengayuh sepedanya ... uang pun tak punya.. hanya berbekal cengkaruk (nasi kering di goreng ) di dalam kantong sudah bisa mengeyangkan perutnya. Dan terkadang cengkaruk itu dijual ke teman teman kelasnya..

Sepulang sekolah bapak tidak langsung istirahat kata bude bapak harus pergi memancing.. "bapakmu hobi mancing loh sah kalau pulang bawa ikan besar besar " kebetulan rumah kami dijawa dekat dari sungai .. yang besar.. ikan itu dijual bapak untuk bersekolah dan membantu orang tuanya.. bapak nggak mikir pakai baju jelek ke sekolah sepatu lusuh dan mau beli kaca mata susah nanti SMA baru bisa beli kaca mata katanya.. 


Selain itu bapak juga aktif organisasi dikampung .. sebelumnya keluarga bapak tidak pernah makan daging kecuali pesta, karena mau makan saja susah apalagi beli daging..  sejak bapak ikut organisasi tak jarang bapak dipanggil dan di beri bingkisan untuk bisa dibawa kerumah.. keluarga bapak pun bisa makan daging dan sering bawa makanan kalau habis acara.. jadi orang rumah senang kata bude.

Usai lulus sekolah bapak ingin sekali melanjutkan kuliah, namun apa daya bapak tak memiliki biaya.. bapak hanya bisa menemani sahabat bapak lek wid untuk mendaftar kuliah.. saat ini yang bisa  bapak lakukan adalah berkerja untuk membahagiakan orang tua.. bapak merasa bapak harus punya pekerjaan terbaru selain bertani dan menumbuk wijen. 

Bapak mencoba profesi menjadi seorang pedagang.. dengan menjual es keliling   "wah lekmin jualan es gelas nya sebesar itu, senang lah pembelinya" ucap mas sigit kepada bude.. "ia ini segini dulu dihargai 100 rupiah.." ucap bude sambil menunjukan gelas yang besarnya dua kali lipat gelas bir..

 Namun bapak masih merasa penghasilan berjualan es hanya bisa untuk makan nggak bisa ditabung sehingga bapak pamit untuk merantau ke pulau Kalimantan ikut orang. Disana bapak mencoba berjualan kain dan buku . Oh ya bapak juga sangat suka membaca buku dirumah bapak punya banyak buku... 

Setelah itu bapak merantau kepalu.. dan mencoba berbagai profesi mulai jualan kain , roti, bakso, nasi kuning, make up dan peralatan dapur. disini bapak mulai berkenalan dengan pakde (kakak kandung ibu) dan menjadi teman dekat bapak ketika merantau..  ketika pulang kampung bapak tak lupa mampir mengunjungi pakde  .. disini tumbuh benih cinta saat melihat ibu dirumah.. 
"Itu siapa mas? Tanya bapak"
"Adikku " jawab pakde.. suatu kebetulan hari ini bapak bisa melihat ibu saat itu ibu pulang bersamaan dengan pakde.. biasanya ibu masih dikota rantaunya kota padang.. ya begitulah kisah jalannya jodoh antara ibu dan bapak... antara padang dan palu bersatu dipulau jawa hehe...

Lanjut yaa.. hingga bapak menikah bapak masih berjualan roti keliling menggunakan sepeda.. bapak berjualan roti dikota palu menjadi tangan kedua.. setahun ibu menikah bersama bapak dipalu kakak lahir ditahun juni 1993.. perlahan ekonomi bapak mulai membaik... bapak dan ibu memulai dari nol.. mengumpulkan uang bersama dan membangun istana sederhana.. bagaimana pun sebelum kakak besar bapak dan ibu harus punya rumah sendiri.. tepat 1 muharam tahun 1994 bapak dan ibu menempati istana baru  yang sederhana bersama seorang putri kecilnya.. bapak selalu menasehati apapun yang diperjuangkan untuk keluarga insha allah akan berkah dan rejeki akan terus mengalir..
 
Tahun 1996 putri kedua bapak lahir .. bapak harus lebih giat berkerja untuk menafkahi istri dan kedua anaknya.. bapak beralih profesi berjualan nasi kuning.. sebagai tangan kedua. Hingga saat ini,  setiap pagi  selepas subuh bapak harus mengambil dagangan di rumah paklek rahman.. saya pernah bertanya kepada bapak mengapa tak mencoba memasak sendiri? bapak menjawab kalau mau masak sendiri bapak cuman fokus satu kerjaan , apalagi jual makanan itu harus bangun subuh belanja.  tengah malam harus masak.. belum lagi ibu juga berkerja.. harus kepasar pagi.. lagi pula ikut orang pun jual nasikuning punya orang masih bisa buat makan sehari hari.. 

2001 bapak kembali dikaruniai seorang putri.. disini saya melihat bagaimana kerja tim ibu dan bapak.. anak anak bapak diajarkan untuk bertanggung jawab di rumah.. ibu mulai membagi jadwal kakak setiap pagi menyapu rumah dan saya mencuci piring.. bapak ibu bergantian menjaga adik yang masih bayi.. orang tua kami tidak pernah menitipkan anaknya harus bergantian menjaganya.. 

Ketika usai subuh hingga pukul 10 pagi bapak pulang mendagangkan nasinya.. dan lanjut ibu pergi berdagang kepasar hingga pukul dua siang.. kemudian jam 5 sore bapak harus berjualan barang kelontong hingga magrib.. 



Di tengah kesibukan nya dalam berkerja bapak juga tak lupa membagikan ilmunya ke anak anak kompleks dengan menjadi guru ngaji selepas magrib .. dengan penuh sabar bapak mengajari anak muridnya hingga paham baca alquran. 


Sehat selalu paeee.....
Terima kasih sudah menjadi bapak terbaik yang limited edition.. putri putri bapak bangga miliki ayah seperti bapak.. 

Komentar