Palu.
Yayasan Mosikola yang baru berdiri tiga bulan ini memberikan mutu pendidikan
secara gratis kepada masyarakat yang ada didaerah terpencil Sulawesi Tengah.
Yayasan Mosikola merupakan lembaga independen dan tidak terikat dari mana saja sehingga sumber dana Yayasan Mosikola berasal dari sponsor,donatur,dan partisipasi teman-teman. Visi Yayasan Mosikola yaitu meningkatakan motivasi belajar siswa/siswi untuk bisa melangkah ketahap selanjutnya dan tidak berhenti pada level dasar saja.Hal itu diungkapkan oleh Kordinator Yayasan Mosikola di Kantin Politika Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako, oleh Ficky Antasabeferianto S.Sos Rabu (28/10) kemarin.
Yayasan Mosikola merupakan lembaga independen dan tidak terikat dari mana saja sehingga sumber dana Yayasan Mosikola berasal dari sponsor,donatur,dan partisipasi teman-teman. Visi Yayasan Mosikola yaitu meningkatakan motivasi belajar siswa/siswi untuk bisa melangkah ketahap selanjutnya dan tidak berhenti pada level dasar saja.Hal itu diungkapkan oleh Kordinator Yayasan Mosikola di Kantin Politika Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako, oleh Ficky Antasabeferianto S.Sos Rabu (28/10) kemarin.
“Pada hari Kamis(22/10/2015) Yayasan
Mosikola sudah melakukan kunjungan perdananya di Sekolah Dasar Negeri 3
Amal,Desa Amal, Kecamatan Toaya ,Kabupaten Donggala. Kesulitan berbahasa
Indonesia siswa/siswi SDN 3 Amal menjadi tantangan Yayasan Mosikola untuk
mengajar. Siswa /siswi yang hadir hanya berjumlah 34 orang dari 60 orang, hal ini
disebabkan karena siswa/siswi SDN 3 Amal jika satu hari tidak bersekolah, maka mereka tidak bersekolah keesokan harinya dan siswa/siswi
SDN 3 Amal harus di jemput oleh gurunya agar mau bersekolah.” Ujar Ficky.
Ficky
mengatakan bahwa mayoritas penduduk di sana hanya lulus di bangku kelas lima SD dan ada yang tidak bersekolah sehingga mereka tidak memiliki motivasi untuk bersekolah. Kesempatan Yayasan Mosikola mengajar siswa/siswi SDN 3 Amal hanya satu
hari, belum sampai ke pendampingan yang
lebih dikarenakan kemampuan mengajar yang belum menunjang. Untuk saat ini siswa yang diajar cukup di bangku Sekolah Dasar saja karena sumber daya manusia yang masih
sedikit. Solusi agar mereka tidak putus sekolah mungkin pemerintah harus
mendirikan sekolah satu atap untuk tingkat SMP karena di daerah tersebut hanya memiliki
tiga gugus. Jika belum dibangun ditahun 2016 ini maka ada kemungkinan siswa/siswi di daerah tersebut akan putus sekolah.
. Pada
tanggal 14 November 2015 nanti ,Yayasan Mosikola akan membuka training dan
rekrutmen anggota Mosikola bagi masyarakat yang ingin melanjutkan visi dan misi dari Yayasan
Mosikola .Training dilakukan untuk memunculkan jiwa kepedulian masyarakat kota
Palu terhadap pendidikan di daerah terpencil.
Ficky
berpendapat tidak ratanya pembagian infrastruktur pendidikan di daerah pelosok
dan di perkotaan kemungkinan karena adanya lobi-lobi pemerintah di sekolah
tersebut dan mungkin saja ada alumni di sekolah tersebut yang menjadi petugas
pemerintahan sehingga lebih memprioritaskan sekolahnya dalam hal penyaluran
dana, sehingga sekolah yang ada didaerah pelosok mendapatkan anggaran yang
sedikit. Tidak heran sekarang ini sekolah yang berada di kota lebih maju pendidikannya dibanding
sekolah di daerah pelosok. Sebenarnya penyaluran anggaran harus sesuai banyaknya siswa
namun tak dapat dipungkiri siswa-siswi di daerah pelosok sangat sedikit. Namun
ada hal lain yang harus dipertimbangkan, dilihat dari kebutuhan yang ada di
sekolah perkotaan juga harus ada di daerah pedesaan. Solusi yang paling penting untuk sekolah yang berada di pelosok daerah yaitu harus memiliki perpustakaan dengan
buku-buku yang up to date bukan buku yang memiliki kurikulum tertinggal.
Nama:Aisyah
Rokhimah
Kelas:B
Ilmu Komunikasi
Stambuk:
B 501 14 099
Komentar
Posting Komentar