Gambar : Pada saat sesi wawancara Teater Kerajaan Bambu
Teater kerajaan bambu merupakan mitologi
kerajaan bambu yang ada di tanah Kaili. Naskah
kerajaan bambu bukan naskah realistis tetapi naskah itu diambil dari mitologi
(mitos) atau tidak pernah ada tapi sebagian orang percaya atau meyakini bahwa
kerjaan bambu itu ada atau nyata.
Sebelum membuat naskah kerajaan bambu, terlebih
dahulu para pemain membuat konsep sesuai dengan event-event yang akan di ikuti.
Persyaratan naskah bisa dari sanggar itu sendiri, bisa juga karya mereka sendiri
atau karya orang lain. Naskah teater tidak harus dipentaskan setiap bulan atau
setiap tahun karena takutnya ada kejenuhan dari penonton. Teater kerajaan bambu
bisa jadi di pentaskan 1 atau 2 tahun asal konsep yang akan diambil berbeda
dengan konsep sebelumnya, jadi hampir setiap pementasan yang akan di lakukan
pasti konsepnya akan berbeda dan tidak harus berpatokan pada satu naskah saja.
Untuk penampilan teater dibutuhkan latihan 6 bulan
atau minimal 3 tahun lamanya. Didalam naskah teater kerajaan bambu di dalamnya
ada 3 orang yang berperan sebagai manusia Primitive dan 2 orang berperan
sebagai manusia Arkeologi untuk menelusuri dan mencari keberadaan bambu
tersebut. Kemudian manusia arkeologi tersebut bertemu dengan manusia primitive
kemudian mereka bertemu dengan dewi yang keluar dari bambu yang menurut cerita
bambu tersebut itu di keramatkan.
Casting untuk para pemain pasti ada dalam setiap
event – event, tapi kalau sumber daya manusianya tidak memadai kita tidak
melakukan casting. Casting yaitu untuk menentukan peran seseorang. Jumlah
pemain teater kerajaan bambu biasanya kurang lebih dari 14 orang namun karena
sumber daya manusia (SDM) itu kurang mendukung, maka para pemain melakukan
double casting atau satu orang bisa memerankan dua atau tiga karakter
sekaligus.
Tugas aktor
itu melakukan 3 dimensi agar bisa melihat karakter para pemain, apakah dia
masuk dalam karakter antagonis atau protagonis dan itu semua tugas aktor untuk
mencari, tidak semuanya itu tugas dari sutradara
karena sutradara itu sebenarnya akktor itu sendiri. Sutradara itu hanya berperan
sebagai mata penonton agar dapat melihat keganjilan ketika ada sesuatu yang
kurang pada saat pementasan teater dan itu semua harus di perbaiki.
Makna atau pesan yang di sampaikan dalam naskah
kerajaan bambu itu biasanya berada pada dialog akhir yang dimana janji atau
sumpah itu di ikrarkan oleh para pemain
tersebut “ merah darahku tertumpah, putih tulangku di tebas, aku rela mati demi
kerajaan - kerajaanku “ itu merpakan salah satu makna atau pesan dari teater
kerajaan bambu.
Peserta teater Lentera akan mengadakan event yang
akan dilaksnakan pada 16 – 18 Desember 2015 yang bertempat di Taman Budaya
Gedung Olah Seni (GOLNI). Jumlah pemain teater ini berjumlah 5 orang dan naskah
yang akan mereka sampaikan yaitu “ Ayah – Ku Pulang “ yang menceritakan kisah
seorang ayah yang meninggalkan istri dan anak - anaknya karena ia ingin merubah
hidupnya, kemudian dia pergi ke luar negri menjalankan usaha dan dia berhasil
dan punya banyak uang sedangkan istri dan anak - anaknya hidup sengsara.
Setelah 20 tahun di luar negri menikmati kesuksesanya akhirnya usaha yang dia
jalankan mengalami bangkrut. Akhirnya dia terfikir akan keluarganya yang telah
dia tinggalkan demi kesuksekan dan dia kembali lagi ke Indonesia tapi
keluarganya tidak menerimanya terutama anak laki- lakinya. Akhirnya Ayahnya
pergi dan bunuh diri.
Pemimpin
Redaksi :- Muhammad Akbar (B
501 14 072)
Reporter :- Tio
Maura Maulina (B 501 14 086)
-
Triana Dia
Cahyawati (B 501 14 092)
-
Yuli Nalmi (B 501
14 074)
Editor : - Fahmi Hidayat (B 501 14 060)
Photografer : - Ramadhan (B 501 14 077)
-
Ahmad Zakaria (B
501 14 064)
Komentar
Posting Komentar