Di sebuah desa yang terpencil di
zaman yang makin berkembang ternyata ada juga anak-anak pinggiran yang tak bisa
menikmati perkembangan zaman yang sekarang ini seperti teknologi, pendidikan,
bahkan menggunakan bahasa Indonesia mereka pun masih perlu di bimbing. Akan kah
kita diam saja melihat sesuatu yang menurut kita seharusnya mereka orang-orang
pinggiran harus merasakan hal perkembangan zaman ini dimana Dunia semakin
canggih, katanya Negara sudah merdeka tapi mana apakah anak-anak yang tidak
punya pendidikan sudah bisa di sebut merdeka ?, menikah di usia dini
ketinggalan teknologi masa depan suram, apakah itu semua juga bisa di sebut
merdeka ? hanya kepedulian, tindakan, dan rasa simpati yang bisa membangkitkan
pengetahuan dan semangat adik-adik, saudara-saudara kita yang saat ini butuh
uluran tangan dari kita semua.
Seperti sosok yang satu ini Fiki Ferianto
S,Sos. Yang mengungkapkan mengenai komunitas yang mereka buat di situ dia
beserta rekan-rekannya membuat sebuah aktivitas yang menurut orang sangat luar
biasa memberi apresiasi buat kalangan-kalangan yang kurang bersolidaritas
terhadap sesama, mereka mendirikan sebuah yayasan mosikola di daerah-daerah
terpencil, dengan melihat keadaan pendidikan di sekitar kota Palu secara umum
menurut beliau sudah lumayan bagus dalam sistem pendidikan dan pembelajarannya
sudah mulai kualitas dan inspraturkturnya pun sudah agak memadai, hanya saja
pengawasannya lebih focus ke intelektual akademik dari siswa itu sendiri dan
tidak memberikan perhatian atau pengawasan lebih terhadap lingkungan di
pendidikan itu sendiri, seperti pendidikan karakter, seperti yang bisa kita
lihat untuk saat ini banyak muncul kasus-kasus kekerasan, pergaulan bebas,
sehingga memunculkan seks bebas yang masih di bawa umur, dan masih banyak lagi
seperti anak SD, SMP, dan SMA yang melakukan hal-hal di luar lingkungannya yang
melupakan dirinya sebagai status pelajar.
![]() |
Doc Komunitas mosikola |
Dan bisa juga kita lihat adik-adik
kita di luaran sana pada saat masih jam belajar tempat mereka bukan di sekolah
melainkan di warnet, di kantin, di tempat-tempat yang tidak sepantasnya. Pada
hal banyak anak-anak yang di luaran sana ingin merasakan bagaimana rasanya
punya pendidikan, berpakaian seragam, bergaul dengan teman-teman sebaya, tapi
anak-anak zaman sekarang tidak pernah melihat ke bawah selalu melihat ke atas,
mereka tidak merasakan nasib-nasib anak-anak diluaran sana yang ingin sekali
seperti kita punya masa depan, anak-anak zaman sekarang sudah sangat
terpengaruh oleh lingkungan yang sebenarnya belum bisa mereka jangkau, mereka
jangkau semua sehingga menimbulkan efek yang negatif.
Visi misi untuk membangun komunitas
mosikola ini adalah lebih focus di mosikola pinggiran kota, di daerah-daerah
yang sangat ketinggalan sekali mengenai pendidikan, informasi, dan
transportasi. Visi untuk membangkitkan motivasi belajar siswa untuk ketahap
selanjutnya tidak berhenti kelevel dasar saja seperti SD. Misi memberikan
pelayanan sekolah yang sehat, yang penuh dengan motivasi dan kreasi buat mereka
yang sifatnya membangun, memfasilitasi seragam. Nah, ini adalah sebuah contoh
aktivitas sekaligus komunitas yang sangat memberi kita ruang untuk bahwa melakukan sesuatu
harus dengan hati yang sungguh-sungguh.
Aktivitas harus membuat seseorang
menjadi orang yang berguna, buat lah dan belajar, setiap orang adalah guru dan
setiap tempat adalah kelas, ciptakan sesuatu yang berguna buat orang lain, kamu
berbuat maka kamu akan di kenal, lakukan suatu perubahan dengan menciptakan
aktivitas yang bisa berguna, memberi yang bermanfaat untuk orang lain, sisihkan
waktumu buat hal-hal yang positif, dan ciptakan solidaritas yang tinggi.
Jadi suatu aktivitas yang di lakukan oleh
komunitas mosikola ini adalah kegiatan untuk membimbing, mendidik, dan menambah pengetahuan
dan wawasan anak-anak pinggiran.
Komentar
Posting Komentar