Langsung ke konten utama

Makam Datok Karama Yang Terlupakan



Ditengah hirukpikuk kota Palu yang begitu maju ternyata ada sesuatu yang terlupakan yang dulunya dikagumi kini telah ditinggalkan. Seperti tokoh penyebar islam Datok karama dari kejahuan terlihat makam yang begitu usang dan tak terawat selama puluhan tahun makam tersebut hanya ditemani oleh seorang penjaga yang begitu setia sejak tahun 1985 sampai dengan tahun 2015 penjaga makam tersebut yaitu Aziz Muhammad.
Dulu sebelum aku melihat dunia sosok Datok Karama mendatangi lembah Palu dengan menggunakan perhu layar tepatnya  pada abad 17 Masehi di tengah lautan yang begitu luas . perahu datok karama bersandar di tepi pantai tepatnya disekitar rumah sakit umum undata jl. Suharso saat itu perahu terdampar dikarampe, sedangkan layarnya terpentar jauh didaerah masomba.
Mitos demi mitos berdatangan yang sering mengatakan asal usul Datok Karama. Namun sampai sekarang kedatangan Datok Karama masih sulit untuk di jelaskan karena belum ditemukan bukti  yang real dari kedatangan Datok Karama.
Ketika Datok Karama menyebar Agama Islam di Indonesia dia menggunakan metode syiar yang hamper sama dengan sesultanan Aceh karena Datok Karama utusan Sultan Iskandar Muda dari Kesultanan Aceh, untuk mengislamkan penduduk Sulawesi Tengah
Dato Karama atau Abdullah Raqie beliau datang ke Palu membawa Istri nya yang bernama Ince Jille iparnya bernama Ince Sahari Banong dan Anak nya Ince Dingko.
Ketika kita melihat makam Dato Karama yang di selimuti dengan kain berwarna kuning, itu melambangkan pada saat berombangan Data Karama, mereka membawa bendera kuning.
            Sebelum Dato Karama meninggal dunia dia meninggalkan beberapa warisan yaitu Masjid jami yang berada di wilaya Kampung Baru, rumah adat namun rumah adat tersebut telah terbakar dilalap Api.

            Hambatan Dato Karama menyebar agama Islam yaitu salah satu orang suku kaili yang belum memeluk agama islam dengan memakai pakaian – pakaian seperti suku dayak yang terbuat dari kulit kayu di keringkan dan memperlihatkan sebagian lekuk tubuhnya.
Pusat Islamisai yang berada di masjid yang didirikan oleh masyarakat sekitar bernama Masjid Jami yang berada di kampung baru, selain itu terdapat juga pusat – pusat penyebaran islam di Sulawesi Tengah yaitu Mautong, Tomini, Tinombo, Sigenti, Kasimbar, Parigi, Sausu, dan Tojo Una – una .
Misteri yang ada dimakam Datok Karama sering di dengarkan oleh Aziz Muhammad berupa suara-suara misterius seorang laki-laki namun hal itu bukan menjadi sesuatu hal yang menakutkan, melainkan menjadi sesuatu yang biasa, kadang kala aziz sering mendengar ketukan pintu lalu mengucapkan kata Assalamualaikum.
Harapan Aziz Muhammad terhadap makam Dato Karama semoga warga kota Palu mengingat Jasa beliau dan semoga mereka selalu mendatangi makam nya bukan pada waktu butuh saja kalau bisa setiap hari.
Pesan Dato Karama kepada Aziz Muhammad untuk para wisatawan agar  tidak menjadikan tempat ini sebagai tempat pertemuan antara perempuan dan lelaki selama berjam – jam.
Aziz Muhammad mengeluhkan kepada pemerintah kota Palu agar makam dato karama direnovasi lebih bagus lagi agar masyarakat lebih tertarik lagi untuk mengunjungi makam datok karama agar para wisatawan ikut tertarik untuk mengunjungi sejarah Dato Karama yang terletak di wilaya kampong lere jl. Rono
Harapan kami kepada pemerintah dan  masyarakat kota Palu semoga lebih memperhatikan makam datok karama dan melestarikan budaya kota Palu, terutama tokoh – tokoh  atau ulama – ulama yang tersebar di Sulawesi tengah.

PEMIMPIN REDAKSI: DEWI SINTA ALAYIDRUS B 501 14 064
KAMERAMEN : DISTA FATAMALASARI B 501 14 0 76
                              IMAM MUHAMAD HIDAYAT B 501 14 056
 REPORTER   : KURNIAWAN B 501 14 080
                           DEWI OKTAVIANTI B501 14 069
EDITOR:MUHAMMAD SYARIF (B501 14 090


Komentar